Oleh : Sri Irawati Mukhtar
(Peserta Advance Training Badko Riau-Kepri)
Proses pembaharuan pemahaman keislaman di Indonesia pada era 1970 dan 1980-an tidak pernah lepas dari peran Nurcholis madjid. Gagasan-gagasan Nurcholis Madjid tentang keislaman, kemodernan, dan keindonesiaan, sampai kini masih menginspirasi dan mewarnai corak pemikiran beberapa generasi muda Indonesia. Hanya saja, seberapa jauh relevansi gagasan-gagasan tersebut untuk konteks kekinian masih harus terus teruju. Sebab, setiap gagasan tidak pernah telepas dari konteks dan iklim yang dihadapi oleh seorang pemikir atau penggagas ide.
Pertumbuhan zaman yang semakin mengglobal menjadikan dinamika kehidupan di dalamnya berjalan dalam laju yang antagonistik. Dinamika yang muncul ini kemudian beralih kepada dua kutub kondisi sosial yang bertentangan; keunggulan dunia modern dan kekosongan nilai rohani kehidupan. Akan tetapi, di atas kedua kondisi yang kontradiktif tersebut setiap individu wajib bersikap adil dan bijaksana. Keadilan dan kebijaksanaan tersebut harus diarahkan kepada pembentukan setiap pribadi modernis berdasarkan kepada semangat keagamaan yang luhur. Penataan moral pengkondisian iman dalam diri setiap individu harus mengarah kepada pembacaan masing-masing atas kondisi sosial yang semakin menglobal.
Kehidupan manusia tidak dapat dilepaskan dari kenyataan-kenyataan yang dapat menghantarkan mereka kepada kebaikan. Meskipun pada realitasnya, kehidupan ini tidak dapat dilepaskan dari kensekuensi baik-buruk, sakral-profan, material-spiritual, sebab-akibat, manusia akan selalu menata kehidupannya kepada kebijakan tertinggi. Kebaikan akan selalu menjadi tujuan dengan dukungan nilai-nilai spiritual dan sakralitas terhadap realitas tertinggi, yakni penataan hubungan dengan Tuhan. Sementara itu, aspek material sebagai kenyataan dunia yang profan, harus mampu dikelola dengan benar agar terhindar dari keburukan yang merugikan. Inilah kenyataan yang harus mampu diemban oleh manusia untuk menata kehidupan antar sesama manusia.
Moral merupakan satu fenomena kemanusiaan universal dan keberadaanya hanya terdapat pada diri manusia, tidak pada makhluk lain. Dengan demikian, moral menjadi salah satu pembeda antara manusia dengan non manusia. Manusia adalah binatang plus karena mempunyai kesadaran moral. Moral menjadi ciri khas manusia yang tidak dapat ditemukan pada makhluk di bawah tingkat manusiawi.
Wacana moral yang sangat penting adalah keharusan Malakukan sesuatu, sebab hal ini mempunyai dua dimensi, yaitu dimensi alamiah dan dimensi moral. Keharusan yang berdimensi alamiah tidak memerlukan Latihan, pembinaan dan perjuangan, ia akan berjalan begitu saja. Sedangkan keharusan yang berdimensi moral harus ada kewajiban moral yang timbul dari batin seseorang. Untuk itu, diperlukan pembinaan, Latihan dan perjuangan, tidak dapat otomatis atau terjadi dengan sendirinya. Oleh karena itu, perjuangan penegak moral menjadi perjuangan abadi manusia. Kebaikan adalah tumpuan utama yang tidak dapat ditawarkan dan dilepaskan dari dalam kehidupan manusia.
Keharusan moral didasarkan pada kenyataan bahwa manusia mengatur tingkah lakunya menurut kaidah-kaidah atau norma-norma, di mana mereka harus menaklukkan diri tunduk pada norma-norma itu. Sekarang ini masalah etika atau moral menjadi sangat penting dan relevan. Hal ini disebabkan pertama, manusia saat ini dihadapkan pada transformasi masyarakat dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dan perubahan-perubahan sosial yang menimbulkan berbagai macam aliran atau gaya hidup seperti materialism, individualism, dan hedonisme.
Deskripsi pemikiran Nurcholis Madjid tentang iman dan moral adalah pembahasan yang diarahkan untuk melihat peta umum pemikirannya dalam melihat realitas kehidupan masyarakat. Sebagai salah seorang cendekiawan yang lahir dari lingkungan Islam, Nurcholis Madjid tidak membuka kerangka eksklusif pemikirannya pada bingkai Islam semata. Akan tetapi, struktur pendidikannya yang komperehensif telah menjadikannya menata ulang semua paradigma awal yang telah mengakar. Islam sebagai salah satu agama yang diartikulasikan menjadi al-Din al-Hanif adalah realitas yang melegitimasi semua kearifan di dunia. Nurcholis Madjid membangun keyakinan bahwa kebenaran dari setiap agama adalah kemutlakan yang dimiliki oleh Tuhan.