Oleh Sudirman Hasyim (Peserta LK 3 Badko HMI Riau-Kepri)
Perang dagang yang terjadi pada dua negara, yakni Amerika Serikat dan China tentunya akan berdampak kepada negara-negara lainnya di dunia, termasuk Indonesia. Sebab, seperti kita ketahui bersama, jika Amerika Serikat dan China merupakan negara yang kuat secara ekonomi serta menjadi penguasa perekonomian dunia.
Hal ini terbukti, seperti dilansir dari situs IDXChannel.com, volume perdagangan antara Indonesia-China pada tahun 2020 mencapai USD78,5 miliar atau sekitar Rp1.141 triliun, dan total ekspor Indonesia mencapai USD37,4 miliar atau sekitar Rp543 triliun.
Sementara itu, seperti diberitakan oleh IDXChannel.com, volume perdagangan antara Indonesia-Amerika Serikat pun dengan nilai fantastis.
Menteri Perdagangan Muhammad Luthfi menjelaskan total perdagangan kedua negara pada 2020 mencapai USD27,2 miliar atau sekitar Rp392 triliun dengan surplus bagi Indonesia sebesar USD10,04 miliar atau sekitar Rp149 triliun.
Artinya, dari data-data diatas dapat disimpulkan jika China dan Amerika merupakan dua negara yang memiliki hubungan erat dengan Indonesia dalam hal perdagangan.
Ini diperkuat dengan kemitraan yang terjadi antara Indonesia-China dan Indonesia-Amerika Serikat dalam berbagai bentuk kerjasama bilateral antar negara.
Nah, melihat hal tersebut, sebenarnya tidak ada dampak yang signifikan terhadap Indonesia walaupun terjadi perang dagang antara Amerika Serikat-China. Karena seperti yang kita ketahui bahwa yang berperang hanya kedua negara tersebut, sedangkan Indonesia tidak ikut terlibat dalam peperangan ini.
Indonesia Seperti 'Gadis Cantik'
Beberapa tahun yang lalu, dalam sebuah acara 'Indonesian Lawyers Club', Panglima TNI saat itu, Jenderal Gatot Nurmantyo, sempat menyampaikan analogi jika Indonesia seperti 'gadis cantik' yang menjadi rebutan orang (dalam hal ini negara lain).
Analogi yang disampaikan oleh Gatot Nurmantyo pada saat itu didukung oleh data dan fakta yang mencengangkan. Betapa tidak, banyak negara lain yang berkeinginan untuk menguasai Indonesia dari segi perekonomian, termasuk usaha Amerika Serikat dan China untuk menguasai perekonomian Indonesia.
Hanya saja, walaupun menjadi rebutan, kita dapat lihat kondisi sekarang ini bahwasanya Indonesia tetap berada ditengah-tengah antara gempuran Amerika Serikat dan China.
Posisi ditengah-tengah merupakan sebuah kewajiban untuk mengaplikasikan politik luar negeri bebas-aktif yang kita anut. Politik luar negeri bebas-aktif ini jugalah yang akhirnya membuat Indonesia tidak masuk kedalam dua blok besar saat perang dunia kedua, yakni blok barat dan blok timur.
Walaupun pada kenyataannya, fakta di lapangan menyebutkan jika China berusaha untuk menguasai perekonomian Indonesia, namun data menyebutkan jika Amerika Serikat pun punya kerjasama perdagangan yang besar dengan Indonesia.
Jadi, dapat disimpulkan jika Indonesia memang memainkan peran sebagai 'gadis cantik' yang tentu saja bisa memikat hati negara lain. Dan hal tersebut terbukti.
Seperti seorang 'gadis cantik', tentu sudah banyak upaya negara lain untuk merayu, membujuk, bahkan sampai menggoda Indonesia agar bisa mendapatkan Indonesia sepenuhnya.
Kita selaku masyarakat tentu khawatir, hanya saja kita tak perlu takut. Toh, sampai tahun 2020, si gadis cantik belum bisa dikuasai.
Gadis cantik ini masih bisa terus berkomunikasi dengan baik pada mereka yang menggodanya.
Nah, kedepannya tentu kita selaku kader HMI berharap agar gadis cantik tidak tergoda dan memutuskan untuk memilih mereka yang merayu ataupun menggodanya.
Jangan sampai gadis cantik ini masuk perangkap para hidung belang yang hanya ingin menguasai kecantikannya.
Untuk itu, kita harus bersama-sama menjaga gadis cantik agar tetap istiqamah dengan pendiriannya. Tetap tawadhu dengan apa yang dilakukan sekarang ini. Tetap menjadi gadis cantik yang mandiri, independen dan tidak bisa dikuasai oleh orang lain.
Kita harus mengawal ini semua. Kita jangan lengah. Kita harus memperkuat kemampuan perekonomian agar nanti si gadis cantik tetap mempesona.
Jangan biarkan si gadis cantik diambil orang lain. Jangan biarkan sejengkal tanah Indonesia dikuasai oleh negara lain.
Semua dengan tujuan untuk Indonesia Maju. Merdeka!!!.