BerawangNews.com, Kedah- Banjir Bandang diberitakan terjadi di Yan Distrik, tepatnya di negara bagian Kedah, Malaysia.
Banjir disertai tanah longsor dari kaki gunung jerai tersebut telah memakan 4 korban, 3 hilang. Menteri Besar Kedah Muhammad Sanusi Md Nor berkata, " sejauh ini operasi pada 1 pagi ini, Sabtu (21/08/2021) tiga lagi korban dipercayai masih hilang di satu kawasan di Titi Hayun ". ujarnya.
Dikutip melalui media utusantv.com, Sultan Kedah Al Aminul Karim Sultan Sallehuddin Sultan Badlishah mengucapkan rasa dukacita kepada korban yang terlibat dalam tragedi banjir bandang disertai tanah longsor fenomena yang terjadi di Gunung Jerai, Yan, Rabu (18/0/2021).
“Baginda berharap dan berdoa agar individu yang hilang dapat dijumpai dalam keadaan selamat. Baginda turut berharap fenomena ini dapat dijadikan iktibar kepada semua pihak agar menghargai khazanah alam semula jadi dan memelihara serta menjaga alam sekitar ".
“Baginda turut bertitah agar rakyat di kawasan terlibat hendaklah sentiasa berhati-hati, mengutamakan keselamatan diri dan keluarga serta patuhi arahan pihak berkuasa sekiranya diarahkan berpindah ke pusat pemindahan dan mematuhi prosedur operasi standard (SOP) untuk mengelak penularan COVID-19,” katanya.
Sebagaimana kita ketahui Yan Kedah dikenal luas tidak lepas bagi sejarah perantau Aceh di negeri semenanjung serumpun tersebut. Distrik Yan Kedah telah dikenal Diaspora Aceh sejak era kolonialisme Portugis, Inggris, hingga Belanda di Asia Tenggara Abad 18 & 19.
Seperti diberitakan Perkampungan KAMC (Kampung Acheh Managemen Centre) dekat Setol Yan Kedah , Darul Aman tidak luput dari terjangan banjir serta tanah longsor.
Alumni Magister Asia Tenggara, Universitas Indonesia Muhammad Ichsan mengatakan, Sejak ratusan tahun lalu orang Aceh sudah menetap di Negeri Kedah, Kerajaan Malaysia. Mereka memilih tempat di daerah Yan, dan sekarang dikenal sebagai Kampung Acheh.
" Meski tinggal jauh dari kampung halaman, orang-orang Aceh di Yan, Kedah, mampu mempertahankan identitas keacehan sampai saat ini ".
Ichsan yang juga mengangkat serta berhasil mempertahankan judul tesis terkait Identitas dan Diaspora Aceh menambahkan, " Di Kampong Yan Kedah ini Mereka masih berbicara menggunakan bahasa Aceh asli, dan mempertahankan tradisi lainnya seperti mengadakan pengajian untuk anak-anak di meunasah, khanduri maulid, tadarrus pada malam bulan Ramadan dan lain-lain. Mereka turut mewariskan tradisi keacehan dan penggunaan bahasa Aceh kepada anak-anak dan orang-orang dekat " pungkasnya.
Banjir Yan Kedai sebelumnya diketahui terjadi secara tiba-tiba karena terdapat longsor parah dikaki bukit Gunung Jerai, Kedah setelah dilanda hujan deras.
Ada beberapa kawasan yang terdampak banjir, seperti Perigi, Teroi Bukit, Singkir, Kampung Permatang Keramat, Kampung Lubuk Boi, Pekan Yan Besar, Titi Teras, Kampung Acheh dan Kampung Setoi.
Sampai saat ini, jumlah korban masih dalam penyelidikan petugas dan sementara sampai saat ini ada 60 orang yang telah dievakuasi.
Warga yang terdampak banjir dievakuasi sementara pada beberapa sekolah dan gedung-gedung lain.
(JAG)