Indonesia adalah negara agraris. Negara agraris adalah negara yang sebagian besar penduduknya bekerja dibidang pertanian. Terdapat banyak sawah seluas mata memandang, Para petani hidup makmur dan damai, Masyarakat tercukupi kebutuhan pangannya.
Namun, seiring berjalannya waktu, lahan pertanian semakin sempit. Wilayah yang dulunya sawah berubah menjadi pabrik, Para pengusaha menggusur sawah masyarakat secara halus, yaitu dengan membelinya dengan harga yang tinggi. Masyarakat, terutama masyarakat desa tergiur untuk menukar sawahnya dengan uang.
Beberapa dari mereka tidak sadar bahwa lahan pertanian kini semakin sempit, dengan hadirnya pabrik di sana-sini.
Adanya pabrik memang memberikan dampak positif, yaitu tersedianya lapangan pekerjaan bagi ribuan masyarakat. Bersamaan dengan itu, para petani kehilangan pekerjaannya menanam padi.
Tergusurnya lahan pertanian juga membuat persediaan beras untuk masyarakat menjadi kurang tercukupi. Beras yang semakin langka, harganya akan semakin mahal. Bahkan sekarang ini, Indonesia harus mengimpor beras dari luar negeri untuk memenuhi kebutuhan pangan. Padahal tanah di Indonesia adalah tanah yang subur dan cocok untuk menanam padi maupun tanaman lain.
Jika kita harus mengimpor beras dari luar negeri, tentu saja memerlukan biaya pengiriman. Otomatis harga beras akan lebih mahal. Kualitas beras impor juga tidak cukup baik dibanding beras hasil produksi negara sendiri.
Banyaknya jumlah pabrik memberikan akan memberikan dampak negatif bagi alam dan masyarakat. Limbah yang dikeluarkan akan mencemari tanah dan air. Asap hitam yang keluar dari corong-corong bangunan akan menimbulkan polusi udara. Asap tersebut membuat sesak dan baunya menyengat. Selain itu, timbul suara bising yang mengganggu masyarakat.
Sebutan negara agraris itu kini mulai terhapus. Digantikan dengan negara industri, dimana sebagian besar masyarakatnya bekerja dibidang industri. Lahan pertanian semakin sempit, digantikan oleh pabrik yang semakin banyak dibangun. Semakin banyak pula masyarakat yang bekerja sebagai buruh pabrik. Sayangnya bukan rakyat Indonesia yang memimpin perindustrian, melainkan orang luar negeri. Orang luar negeri yang punya banyak uang membeli lahan di Indonesia untuk dijadikan
pabrik. Mereka juga membuka lowongan pekerjaan bagi ribuan orang.
Hal tersebut dapat mengurangi jumlah pengangguran. Tidak perlu ijazah tinggi untuk bekerja di pabrik, lulusan SMP pun bisa bekerja di pabrik.
Namun, para pekerja pabrik yang biasa dipanggil buruh ditindas. Tenaga mereka dikuras, tetapi hanya dibayar seadanya.
Terjadi korupsi waktu, Para buruh bekerja sampai malam, tetapi hanya dibayar sesuai upah sampai sore, Padahal pemerintah sudah membuat kebijakan tentang gaji buruh.
Mereka berhak mendapat gaji sesuai yang sudah ditetapkan pemerintah. Namun, masih banyak pemilik pabrik yang menggaji pekerjanya dengan sangat rendah. Karena itulah, banyak buruh pabrik yang demo untuk menuntut gaji mereka yang sebenarnya.
Indonesia adalah negara dengan alam yang indah. Masyarakatnya hidup makmur dan damai dengan menjadi petani, nelayan, dan pekerjaan lainnya yang berhubungan dengan alam.
Namun, sekarang ini kedamaian itu berubah menjadi kebisingan. Alam yang hijau berganti menjadi bangunan- bangunan yang menjulang tinggi dengan cerobong asap yang setiap hari mengeluarkan kepul asap hitam.
Aktivitas masyarakat yang mulanya bertani, berladang, dan menangkap ikan, kini berganti dengan pergi ke pabrik sebelum matahari terbit dan pulang setelah matahari terbenam. Zaman dulu tentunya berbeda dengan zaman sekarang. Roda terus berputar, setiap hal pasti mengalami perubahan.
Alangkah baiknya jika perubahan tersebut mengarah ke arah yang benar, yang memberikan manfaat, Jangan sampai perubahan tersebut mengarah ke arah yang salah dan merugikan kita.
Penulis Andri Wahyudi Mahasiswa Universitas Malikussaleh