BerawangNews.com, Aceh Besar - Guru Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 4 Aceh Besar Dibekali Pelatihan pengembangan Kurikulum Madrasah Unggulan Riset selama 3 hari di Aula Madrasah Terpadu Tungkop Aceh Besar. Pelatihan yang dimulai sejak (1/7) ditutup oleh kepala madrasah pada sore Sabtu, 3 Juli 2021.
Kepala MAN 4 Aceh Besar Hj Nuranifah SAg mengatakan Alhamdulillah kegiatan pelatihan pengembangan Kurikulum Madrasah Unggulan Riset sudah selesai, ini merupakan wujud program pembekalan para guru untuk dapat mengarahkan peserta didik menjadi peneliti muda.
"Sebagai kepala madrasah, Ia akan terus berbuat untuk lebih baik di madrasah, karena di madrasah lah kita dapat mencetak para generasi pemimpin masa depan. Peningkatan kompetensi para guru sangat dibutuhkan untuk menghasilkan peserta didik yang berkompeten," ucap Nuranifah.
Lanjutnya, di era digital ini kita para guru harus terus berbenah, terus belajar agar tidak tertinggal dengan perkembangan zaman, sehingga guru sebagai pendidik dapat menyesuaikan diri dengan perubahan era tersebut.
"Untuk maju kita harus berani berubah, abaikan omongan dan terus berkarya," pesan Nuranifah pada seluruh guru terutama guru muda.
Panitia Pelaksana Pelatihan Ismail SPdI MAg kepada media ini mengatakan kegiatan pelatihan selama 3 hari ini berjalan dengan lancar, Alhamdulillah tidak ada kendala baik dari peserta dan kehadiran pemateri.
"Pelatihan kita langsung menghadirkan pemateri yang ahli di bidang riset yaitu Prof Dr T Zulfikar MEd Guru Besar UINAR Banda Aceh, Instruktur Nasional Nurchaili SPd MKom, Fasilitator IT Kanwil Kemenag Aceh Chairul Amri dan Pengawas Madrasah Rosyidah Lubis MPd. Selain itu pelatihan ini juga di isi oleh pemateri yang juga Pemangku kebijakan yaitu kepala kantor kamenterian Agama Kebupaten Aceh Besar H. Abrar Zym SAg MH dan Kabid Pendidikan Madrasah Kanwil Kemenag Aceh Drs H Mukhlis MPd," ucap Ismail.
Sebagai Ketua panitia Ismail berharap apa yang telah didapatkan selama pelatihan ini dapat diterapkan dimadrasah. Menurutnya pendidikan kita mengacu pada pendidikan Konstruktivisme yang mana para guru membangun landasan berpikir kontekstual, bukan hanya dibangun secara konsep atau teori yang hanya dapat diingat oleh peserta didik.
"Siswa harus mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata, maka seyogyanya guru dalam mengajarkan materi dapat mengarahkan dan menerapkan budaya riset," terang Ismail yang juga Sekretaris Persatuan Guru Nahdatul Ulama (Pergunu) Banda Aceh.
"Pada Pembukaan hari Pertama juga telah kita lakukan Penandatanganan Memorandum of Agreement (MoA) dengan dua Kampus Besar di Aceh yaitu dengan Universitas Syiah Kuala (USK) dan Universitas Islam Negeri Ar-Raniry (UINAR) Banda Aceh," Tutupnya.
(JB)