Oleh : Nikmah Rizki
Mahasiswa IAIN Takengon
Tahukah kalian indonesia adalah negara yang memiliki ragam bahasa dan memiliki banyak beraneka ragam kebudayaan? Negeri yang memiliki julukan zamrud khatulistiwa ini tak ada habisnya jika kita membicarakan segala bentuk keotentikan nya dari sabang sampai merauke, ibu pertiwi kita ini memiliki 718 bahasa daerah pun bahasa indonesia adalah bahasa resmi nya. Dan tahukah kamu indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia? Indonesia kita ini memiliki 17.000 pulau dimana hanya 7.000 pulau yang berpenghuni, hal yang paling menarik dari ibu pertiwi kita ini adalah kebudayaan yang ada di dalam nya, yaitu kebudayaan etnik dan kebudayaan asing, sedangkan Kebudayaan Nasional Indonesia sejak sumpah Pemuda, atau sejak Indonesia merdeka, sehingga kebudayaan yang ada sangat perlu dilestarikan oleh generasi muda saat ini, agar kekayaan kebudayaan yang dimiliki Indonesia selalu terlihat dan dipandang oleh negara lain bahwa betapa banyaknya kesenian budaya yang telah dilestarikan dan dibudayakan oleh bangsa kita.
Sebagai contoh dari adanya kebudayaan di Indonesia diantaranya seperti kesenian Batik, kesenian Reog, dan kesenian Tari Pendet. Kebudayaan tersebut sangat khas dan terkenal di Indonesia. Indonesia sebagai bangsa yang plural dengan ragam kebudayaannya mampu menarik perhatian dunia salah satu warisan budaya tersebut adalah batik.
Kesenian batik merupakan seni membuat motif desain berupa gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluarga raja-raja Indonesia zaman dulu. Batik yang merupakan budaya asli bangsa Indonesia adalah salah satu kekayaan budaya bangsa yang harus dilestarikan dan dikembangkan terus menerus yang menyimpan berbagai kearifan lokal yang mengakar secara substansial dari sisi ornamentasi keselarasan, proses pembuatannya, hingga cara mengoperasikannya, keunikan, motif, serta corak yang dihasilkan dari batik-batik di berbagai daerah merupakan kekuatan yang sangat luar biasa khususnya bagi kekayaan seni budaya Indonesia dan belum ada di negara manapun yang memiliki kekayaan rancangan motif yang unik pada batik seperti yang dimiliki bangsa Indonesia.
Di Indonesia bahkan Di kanca internasional batik telah memiliki tempat tersendiri di hati masyarakat. Yogyakarta dan Jawa Tengah adalah daerah yang terkenal akan kerajinan produk batiknya. Hal ini disebabkan oleh sejarah batik yang merupakan budaya yang lahir dari keajaiban-keajaiban kuno di Jawa dan berkembang pesat di daerah tersebut hingga sekarang. Seiring perkembangan waktu batik menjadi tradisi turun-temurun. Batik memiliki desain yang beragam begitu juga dengan model batik, kini batik tak hanya dipakai oleh orang-orang jawa saja tapi di seluruh indonesia bahkan turis-turis yang datang ke indonesia tertarik hingga membeli dan mengenakan batik itu.
Sejarah kesenian batik di Indonesia berhubungan dengan perkembangan kerajaan Majapahit dan penyebaran ajaran Islam di tanah Jawa. Dalam beberapa catatan, perkembangan batik banyak dilakukan pada masa-masa kerajaan Mataram. Pada masa-masa kerajaan Mataram, kemudian pada masa kerajaan Solo dan Yogyakarta. Jadi kesenian batik di Indonesia ini telah dikenal sejak zaman kerajaan Majapahit dan terus berkembang pada kerajaan dan raja-raja berikutnya. Yang lama kelamaan kesenian batik ini ditiru oleh rakyat terdekat dan selanjutnya meluas menjadi pekerjaan kaum wanita dalam rumah tangganya untuk mengisi waktu senggang. Batik yang sebelumnya hanya pakaian biasa keluarga keraton, kemudian menjadi pakaian rakyat yang digemari baik wanita maupun pria. Bahan kain putih yang dipergunakan waktu itu adalah hasil tenunan sendiri. Adapun bahan-bahan pewarna yang dipakai, yaitu terdiri dari tumbuh-tumbuhan asli Indonesia yang di buat sendiri diantaranya dari indigo, tarum, nila, soga, dan bahan sodanya dibuat dari soda abu, serta garamnya dibuat dari tanah lumpur. Oleh karena itu, begitu indahnya kebudayaan seperti batik yang dimiliki Indonesia dengan cara pembuatan yang sangat sederhana dan menarik dengan buatan tangan sendiri.
Adapun kebudayaan lokal lain di Indonesia adalah Reog. Pada dasarnya Reog adalah salah satu kesenian budaya yang berasal dari Ponorogo, tepatnya di Jawa Timur yaitu sebagai kota asal Reog sebenarnya. Gerbang kota Ponorogo dihiasi oleh sosok warok dan gemblak, yaitu sosok orang yang ikut tampil pada saat Reog ditampilkan. Reog juga salah satu budaya daerah di Indonesia yang masih sangat kental dengan hal-hal yang berbau mistik dan ilmu kebatinan yang kuat.
Dalam pertunjukkan reog, ditampilkan topeng berbentuk kepala singa yang dikenal sebagai “Singa Barong” raja hutan, yang menjadi simbol untuk Kertabumi, dan diatasnya ditancapkan bulu-bulu merak hingga menyerupai kipas raksasa yang menyimbolkan pengaruh kuat para rekan cinanya yang mengatur dari atas segala gerak-geriknya. sampai saat ini masyarakat Ponorogo hanya mengikuti apa yang menjadi warisan leluhur, mereka sebagai pewarisan budaya yang sangat kaya. Seni Reog merupakan cipta kreasi manusia yang terbentuk adanya aliran kepercayaan yang ada secara turun-temurun dan terjaga. Upacaranya pun menggunakan syarat-syarat yang tidak mudah bagi orang awam untuk memenuhinya tanpa adanya garis keturunan yang jelas. Oleh karena itu mereka menganut garis keturunan Parental dan hukum adat yang masih berlaku.
Sedangkan Tari Pendet merupakan tari pemujaan yang banyak sekali diperagakan di pura, tempat ibadah umat Hindu di Bali, Indonesia. Tarian ini menyimbolkan penyambutan atas turunnya dewata ke alam dunia. Seiring perkembangan zaman, para seniman Bali merubah Pendet menjadi “ucapan selamat datang” walaupun masih tetap mengandung makna yang sakral religius.Tarian ini sebenarnya merupakan pernyataan dari sebuah persembahan dalam bentuk tarian upacara. Tidak seperti halnya tarian-tarian pertunjukkan yang memerlukan pelatihan Intensif, tarian ini diajarkan dengan mengikuti gerakan dan jarang dilakukan di banjar-banjar. Pendet dapat ditarikan oleh semua orang Bali, pria dan wanita, tua maupun yang muda. Para gadis muda mengikuti gerakan dari para wanita yang lebih senior yang mengerti tanggung jawab mereka dalam memberikan contoh yang baik. Semua contoh kebudayaan inilah yang menjadi salah satu kebudayan asli Indonesia yang dari dulu hingga sekarang masih dilestarikan dan dikembangkan oleh banyak kalangan masyarakat. Dan tidak ada salahnya kita sebagai warga Indonesia turut bangga dan mengapresiasikan nya, karena negara kita telah mempunyai begitu banyak budaya yang beraneka ragam dan menarik.
Dunia internasional sebenarnya mengakui hebatnya Indonesia, baik dari segi warisan alam, situs, maupun budaya. Berbagai pengakuan diberikan Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO). Sedikitnya ada 13 warisan milik Indonesia yang telah diakui UNESCO sebagai Warisan Dunia (The World Heritage). Ke-13 warisan itu dikelompokkan dalam tiga kategori, yaitu warisan alam, situs, dan warisan budaya tak benda. Perihal warisan alam, UNESCO pada 1991 mengakui keunikan dan kehebatan Taman Nasional Ujung Kulon di Banten serta Taman Nasional Komodo di Nusa Tenggara Timur. Tahun 1999 UNESCO mengakui Taman Nasional Lorentz di Papua serta pada 2004 mengakui hutan tropis Sumatera yang mencakup Taman Nasional Gunung Leuser, Kerinci Seblat, dan Bukit Barisan.
Pengakuan dunia tidak berhenti di situ. UNESCO tahun 1991 juga mengakui Candi Borobudur dan Candi Prambanan sebagai Warisan Budaya Dunia. Tahun 2004, Situs Manusia Purba Sangiran di sekitar perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur juga diakui UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia dan Subak (2012) di Bali. UNESCO juga mengakui beberapa warisan budaya tak benda milik Indonesia seperti wayang yang diakui tahun 2003, keris (2005), batik (2009), angklung (2010), dan tari saman (2011). Pengakuan ini jadi modal promosi ke tataran internasional, sedangkan ke dalam negeri menjadi tantangan untuk melestarikan dan mengembangkannya. Namun, disinilah persoalannya. Pengakuan dunia terhadap wayang, keris, batik, angklung, dan tari saman sebatas pengakuan. Pemerintah terkesan hanya puas terhadap pengakuan dunia. Setelah itu, nyaris tak ada langkah konkret yang dilakukan pemerintah untuk mengembangkannya. Kalaupun pemerintah mengklaim sudah banyak melakukan langkah, hingga kini publik tak banyak tahu apa program jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang yang akan dilakukan pemerintah untuk mengembangkan wayang, batik, keris, dan tari saman?
Publik tak tahu target yang akan dicapai dalam pengembangan wayang, batik, keris, dan tari saman untuk 5 tahun, 10 tahun, dan 15 tahun ke depan. Tidak adanya langkah konkret, misalnya membuat 100.000 unit angklung dan disebarkan ke sekolah-sekolah untuk diajarkan kepada siswa. Kabar yang muncul justru Korea Selatan memesan 1.000 unit angklung buat dikembangkan di negeri ginseng itu.benar-benar kacau. Meski program yang akan dilakukan tak jelas, pemerintah masih getol mencari pengakuan dunia terhadap warisan budaya tak benda seperti kain noken, tenun, dan berbagai warisan budaya tak benda lainnya.
Pandai mengemas Indonesia bukan cuma tak pandai memanfaatkan potensi, melainkan juga tak pandai mengemas keluhuran budayanya. Itulah sebabnya di kawasan Asia Tenggara yang diperhitungkan dalam pengembangan budaya adalah Singapura, Malaysia, dan Thailand. Ketiga negara itu kini gencar mempromosikan dirinya sebagai zamrud di Asia Tenggara melalui bidang kebudayaannya. lalu bagaimana dengan kebudayaan kita yang kaya?. Meski di dalam negeri perhatian pemerintah terhadap bidang kebudayaan sangat minim, dengan dalih anggaran bidang kebudayaan hanya sekitar Rp 2 triliun per tahun, pemerintah tetap gencar membangun citra ke dunia internasional. Tahun depan, misalnya, Indonesia menjadi tuan rumah World Culture Forum (WCF) di Bali.
WCF menjadi salah satu alat bagi pemerintah untuk menaikkan citra Indonesia sebagai negara yang ”berbudaya” di mata internasional. Padahal, tanpa forum semacam itu pun pemerintah sebenarnya bisa mengembangkan keluhuran budaya bangsa dengan langkah-langkah yang lebih cerdas dan elegan.
kemanakah arah kebudayaan kita? Kebudayaan sejatinya bukan sekadar seni pertunjukan, film, ataupun musik. Kesenian hanyalah salah satu unsur kebudayaan. Yang lainnya masih ada sistem kepercayaan, sistem pengetahuan, sistem perekonomian, sistem komunikasi, sistem organisasi sosial, dan masih banyak lagi. Namun, hingga kini arah pengembangannya juga tak jelas. Semoga dengan ini kita sebagai pemerintah dan rakyat indonesia semakin mencintai dan menjaga warisan budaya kita, mari kita sama-sama membawa dan melestarikan budaya kita, agar kelak anak cucu kita bisa melihat dan menikmati kekayaan budaya ibu pertiwi kita tercinta.
Sebagai contoh dari adanya kebudayaan di Indonesia diantaranya seperti kesenian Batik, kesenian Reog, dan kesenian Tari Pendet. Kebudayaan tersebut sangat khas dan terkenal di Indonesia. Indonesia sebagai bangsa yang plural dengan ragam kebudayaannya mampu menarik perhatian dunia salah satu warisan budaya tersebut adalah batik.
Kesenian batik merupakan seni membuat motif desain berupa gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluarga raja-raja Indonesia zaman dulu. Batik yang merupakan budaya asli bangsa Indonesia adalah salah satu kekayaan budaya bangsa yang harus dilestarikan dan dikembangkan terus menerus yang menyimpan berbagai kearifan lokal yang mengakar secara substansial dari sisi ornamentasi keselarasan, proses pembuatannya, hingga cara mengoperasikannya, keunikan, motif, serta corak yang dihasilkan dari batik-batik di berbagai daerah merupakan kekuatan yang sangat luar biasa khususnya bagi kekayaan seni budaya Indonesia dan belum ada di negara manapun yang memiliki kekayaan rancangan motif yang unik pada batik seperti yang dimiliki bangsa Indonesia.
Di Indonesia bahkan Di kanca internasional batik telah memiliki tempat tersendiri di hati masyarakat. Yogyakarta dan Jawa Tengah adalah daerah yang terkenal akan kerajinan produk batiknya. Hal ini disebabkan oleh sejarah batik yang merupakan budaya yang lahir dari keajaiban-keajaiban kuno di Jawa dan berkembang pesat di daerah tersebut hingga sekarang. Seiring perkembangan waktu batik menjadi tradisi turun-temurun. Batik memiliki desain yang beragam begitu juga dengan model batik, kini batik tak hanya dipakai oleh orang-orang jawa saja tapi di seluruh indonesia bahkan turis-turis yang datang ke indonesia tertarik hingga membeli dan mengenakan batik itu.
Sejarah kesenian batik di Indonesia berhubungan dengan perkembangan kerajaan Majapahit dan penyebaran ajaran Islam di tanah Jawa. Dalam beberapa catatan, perkembangan batik banyak dilakukan pada masa-masa kerajaan Mataram. Pada masa-masa kerajaan Mataram, kemudian pada masa kerajaan Solo dan Yogyakarta. Jadi kesenian batik di Indonesia ini telah dikenal sejak zaman kerajaan Majapahit dan terus berkembang pada kerajaan dan raja-raja berikutnya. Yang lama kelamaan kesenian batik ini ditiru oleh rakyat terdekat dan selanjutnya meluas menjadi pekerjaan kaum wanita dalam rumah tangganya untuk mengisi waktu senggang. Batik yang sebelumnya hanya pakaian biasa keluarga keraton, kemudian menjadi pakaian rakyat yang digemari baik wanita maupun pria. Bahan kain putih yang dipergunakan waktu itu adalah hasil tenunan sendiri. Adapun bahan-bahan pewarna yang dipakai, yaitu terdiri dari tumbuh-tumbuhan asli Indonesia yang di buat sendiri diantaranya dari indigo, tarum, nila, soga, dan bahan sodanya dibuat dari soda abu, serta garamnya dibuat dari tanah lumpur. Oleh karena itu, begitu indahnya kebudayaan seperti batik yang dimiliki Indonesia dengan cara pembuatan yang sangat sederhana dan menarik dengan buatan tangan sendiri.
Adapun kebudayaan lokal lain di Indonesia adalah Reog. Pada dasarnya Reog adalah salah satu kesenian budaya yang berasal dari Ponorogo, tepatnya di Jawa Timur yaitu sebagai kota asal Reog sebenarnya. Gerbang kota Ponorogo dihiasi oleh sosok warok dan gemblak, yaitu sosok orang yang ikut tampil pada saat Reog ditampilkan. Reog juga salah satu budaya daerah di Indonesia yang masih sangat kental dengan hal-hal yang berbau mistik dan ilmu kebatinan yang kuat.
Dalam pertunjukkan reog, ditampilkan topeng berbentuk kepala singa yang dikenal sebagai “Singa Barong” raja hutan, yang menjadi simbol untuk Kertabumi, dan diatasnya ditancapkan bulu-bulu merak hingga menyerupai kipas raksasa yang menyimbolkan pengaruh kuat para rekan cinanya yang mengatur dari atas segala gerak-geriknya. sampai saat ini masyarakat Ponorogo hanya mengikuti apa yang menjadi warisan leluhur, mereka sebagai pewarisan budaya yang sangat kaya. Seni Reog merupakan cipta kreasi manusia yang terbentuk adanya aliran kepercayaan yang ada secara turun-temurun dan terjaga. Upacaranya pun menggunakan syarat-syarat yang tidak mudah bagi orang awam untuk memenuhinya tanpa adanya garis keturunan yang jelas. Oleh karena itu mereka menganut garis keturunan Parental dan hukum adat yang masih berlaku.
Sedangkan Tari Pendet merupakan tari pemujaan yang banyak sekali diperagakan di pura, tempat ibadah umat Hindu di Bali, Indonesia. Tarian ini menyimbolkan penyambutan atas turunnya dewata ke alam dunia. Seiring perkembangan zaman, para seniman Bali merubah Pendet menjadi “ucapan selamat datang” walaupun masih tetap mengandung makna yang sakral religius.Tarian ini sebenarnya merupakan pernyataan dari sebuah persembahan dalam bentuk tarian upacara. Tidak seperti halnya tarian-tarian pertunjukkan yang memerlukan pelatihan Intensif, tarian ini diajarkan dengan mengikuti gerakan dan jarang dilakukan di banjar-banjar. Pendet dapat ditarikan oleh semua orang Bali, pria dan wanita, tua maupun yang muda. Para gadis muda mengikuti gerakan dari para wanita yang lebih senior yang mengerti tanggung jawab mereka dalam memberikan contoh yang baik. Semua contoh kebudayaan inilah yang menjadi salah satu kebudayan asli Indonesia yang dari dulu hingga sekarang masih dilestarikan dan dikembangkan oleh banyak kalangan masyarakat. Dan tidak ada salahnya kita sebagai warga Indonesia turut bangga dan mengapresiasikan nya, karena negara kita telah mempunyai begitu banyak budaya yang beraneka ragam dan menarik.
Dunia internasional sebenarnya mengakui hebatnya Indonesia, baik dari segi warisan alam, situs, maupun budaya. Berbagai pengakuan diberikan Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO). Sedikitnya ada 13 warisan milik Indonesia yang telah diakui UNESCO sebagai Warisan Dunia (The World Heritage). Ke-13 warisan itu dikelompokkan dalam tiga kategori, yaitu warisan alam, situs, dan warisan budaya tak benda. Perihal warisan alam, UNESCO pada 1991 mengakui keunikan dan kehebatan Taman Nasional Ujung Kulon di Banten serta Taman Nasional Komodo di Nusa Tenggara Timur. Tahun 1999 UNESCO mengakui Taman Nasional Lorentz di Papua serta pada 2004 mengakui hutan tropis Sumatera yang mencakup Taman Nasional Gunung Leuser, Kerinci Seblat, dan Bukit Barisan.
Pengakuan dunia tidak berhenti di situ. UNESCO tahun 1991 juga mengakui Candi Borobudur dan Candi Prambanan sebagai Warisan Budaya Dunia. Tahun 2004, Situs Manusia Purba Sangiran di sekitar perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur juga diakui UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia dan Subak (2012) di Bali. UNESCO juga mengakui beberapa warisan budaya tak benda milik Indonesia seperti wayang yang diakui tahun 2003, keris (2005), batik (2009), angklung (2010), dan tari saman (2011). Pengakuan ini jadi modal promosi ke tataran internasional, sedangkan ke dalam negeri menjadi tantangan untuk melestarikan dan mengembangkannya. Namun, disinilah persoalannya. Pengakuan dunia terhadap wayang, keris, batik, angklung, dan tari saman sebatas pengakuan. Pemerintah terkesan hanya puas terhadap pengakuan dunia. Setelah itu, nyaris tak ada langkah konkret yang dilakukan pemerintah untuk mengembangkannya. Kalaupun pemerintah mengklaim sudah banyak melakukan langkah, hingga kini publik tak banyak tahu apa program jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang yang akan dilakukan pemerintah untuk mengembangkan wayang, batik, keris, dan tari saman?
Publik tak tahu target yang akan dicapai dalam pengembangan wayang, batik, keris, dan tari saman untuk 5 tahun, 10 tahun, dan 15 tahun ke depan. Tidak adanya langkah konkret, misalnya membuat 100.000 unit angklung dan disebarkan ke sekolah-sekolah untuk diajarkan kepada siswa. Kabar yang muncul justru Korea Selatan memesan 1.000 unit angklung buat dikembangkan di negeri ginseng itu.benar-benar kacau. Meski program yang akan dilakukan tak jelas, pemerintah masih getol mencari pengakuan dunia terhadap warisan budaya tak benda seperti kain noken, tenun, dan berbagai warisan budaya tak benda lainnya.
Pandai mengemas Indonesia bukan cuma tak pandai memanfaatkan potensi, melainkan juga tak pandai mengemas keluhuran budayanya. Itulah sebabnya di kawasan Asia Tenggara yang diperhitungkan dalam pengembangan budaya adalah Singapura, Malaysia, dan Thailand. Ketiga negara itu kini gencar mempromosikan dirinya sebagai zamrud di Asia Tenggara melalui bidang kebudayaannya. lalu bagaimana dengan kebudayaan kita yang kaya?. Meski di dalam negeri perhatian pemerintah terhadap bidang kebudayaan sangat minim, dengan dalih anggaran bidang kebudayaan hanya sekitar Rp 2 triliun per tahun, pemerintah tetap gencar membangun citra ke dunia internasional. Tahun depan, misalnya, Indonesia menjadi tuan rumah World Culture Forum (WCF) di Bali.
WCF menjadi salah satu alat bagi pemerintah untuk menaikkan citra Indonesia sebagai negara yang ”berbudaya” di mata internasional. Padahal, tanpa forum semacam itu pun pemerintah sebenarnya bisa mengembangkan keluhuran budaya bangsa dengan langkah-langkah yang lebih cerdas dan elegan.
kemanakah arah kebudayaan kita? Kebudayaan sejatinya bukan sekadar seni pertunjukan, film, ataupun musik. Kesenian hanyalah salah satu unsur kebudayaan. Yang lainnya masih ada sistem kepercayaan, sistem pengetahuan, sistem perekonomian, sistem komunikasi, sistem organisasi sosial, dan masih banyak lagi. Namun, hingga kini arah pengembangannya juga tak jelas. Semoga dengan ini kita sebagai pemerintah dan rakyat indonesia semakin mencintai dan menjaga warisan budaya kita, mari kita sama-sama membawa dan melestarikan budaya kita, agar kelak anak cucu kita bisa melihat dan menikmati kekayaan budaya ibu pertiwi kita tercinta.