BERAWANGENWS – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dikabarkan mendesak Uni Eropa untuk memberlakukan tarif 100% terhadap produk-produk asal China dan India. Langkah agresif ini diduga sebagai bentuk hukuman atas pembelian minyak Rusia oleh kedua negara tersebut, sekaligus upaya menekan Presiden Rusia, Vladimir Putin. Permintaan tersebut disampaikan Trump dalam pertemuan dengan pejabat senior AS dan Uni Eropa di Washington, Selasa lalu.
Laporan dari Financial Times, yang dikutip berawangnews.com, menyebutkan bahwa AS juga berencana menerapkan tarif serupa terhadap India dan China. Langkah ini semakin memperkeruh tensi perdagangan global dan berpotensi memicu perang tarif yang lebih luas.

Permintaan Trump ini muncul setelah pertemuannya dengan Putin di Alaska bulan lalu. Pertemuan tersebut hanya menghasilkan sedikit kemajuan dalam upaya mencapai gencatan senjata di Ukraina. Meskipun Trump mengklaim adanya beberapa kesepakatan, ia mengakui bahwa poin-poin penting belum sepenuhnya tercapai.
Sementara upaya Washington untuk menengahi kesepakatan damai antara Rusia dan Ukraina belum membuahkan hasil, Putin justru terlihat memperkuat hubungannya dengan Presiden China, Xi Jinping, dan Perdana Menteri India, Narendra Modi, dalam pertemuan Organisasi Kerjasama Shanghai di Beijing.
Dalam unggahannya di platform X, Trump menyatakan bahwa AS dan India telah melanjutkan negosiasi perdagangan untuk mengatasi hambatan-hambatan yang ada. Namun, di sisi lain, AS telah mengenakan tarif hukuman sebesar 25% terhadap impor dari India atas pembelian minyak Rusia, sehingga total bea masuknya mencapai 50%.
China, untuk sementara, terhindar dari tarif "sekunder" setelah mencapai kesepakatan dengan Washington untuk mengurangi pungutan baru pada produknya menjadi 30%. Situasi ini menunjukkan dinamika kompleks dalam hubungan perdagangan global, di mana kepentingan politik dan ekonomi saling terkait erat.