Search Central Live APAC 2025 Hari Pertama Bahas Peran AI dalam SEO

Konferensi Google di Bangkok menggarisbawahi bagaimana AI dan Gen Z merevolusi dunia pencarian. Para ahli menegaskan bahwa di tengah perubahan teknologi, konten berkualitas buatan manusia tetap menjadi kunci sukses utama bagi para praktisi SEO.
Search Central Live Asia 2025 Hari Pertama

Google mengumpulkan para praktisi Search Engine Optimization (SEO) dari seluruh Asia Pasifik dalam acara Search Central Live Deep Dive Asia Pacific 2025 di Carlton Hotel Bangkok Sukhumvit pekan ini. Konferensi tiga hari ini menyoroti pergeseran fundamental dalam dunia pencarian yang dipicu oleh inovasi kecerdasan buatan (AI).

Mike Jittivanich, Director of Marketing Google untuk Asia Tenggara, dalam pidato kuncinya menyatakan bahwa industri pencarian telah mencapai momen penting (pivotal moment) karena evolusi AI, perubahan pola konsumsi pengguna, dan kebiasaan baru dari Generasi Z.

Momen Penting bagi Dunia Pencarian

How Search Works and Wheres AI
How Search Works and Wheres AI oleh Gary Illyes dan Cherry Prommawin

Mike Jittivanich mengidentifikasi tiga kekuatan utama yang sedang bekerja dan mengubah lanskap pencarian. Pertama, inovasi AI yang dampaknya setara dengan pergeseran besar sebelumnya seperti era seluler dan media sosial.

Kedua, pola konsumsi pengguna yang terus berkembang, di mana mereka mengharapkan cara yang lebih cepat dan konversasional untuk menemukan informasi. Ketiga, perubahan kebiasaan generasi muda yang berinteraksi dengan mesin pencari secara berbeda dari generasi sebelumnya.

“Kombinasi ketiga pendorong ini menggarisbawahi bahwa kesuksesan di masa lalu tidak lagi menjamin kesuksesan di masa depan dalam dunia pencarian,” ujar Jittivanich.

Hal ini sejalan dengan pernyataan VP of Search Google, Liz Reid, yang dikutip dalam acara tersebut, “Search is never a solved problem.” Pernyataan tersebut menegaskan bahwa pencarian adalah masalah yang tidak akan pernah selesai dan akan terus berevolusi.

Gen Z dan Tren Pencarian Non-Tradisional

Salah satu statistik paling menarik yang diungkap adalah bahwa Gen Z (usia 18-24 tahun) merupakan kelompok pengguna mesin pencari dengan pertumbuhan tercepat.

Penggunaan Google Lens saja tumbuh 65% dari tahun ke tahun, dengan lebih dari 100 miliar pencarian melalui Lens sepanjang tahun 2025. Yang lebih menakjubkan, 1 dari 5 pencarian melalui Lens kini memiliki niat komersial.

Pengguna yang lebih muda juga cenderung memulai pencarian mereka dengan cara-cara non-tradisional. Sekitar 10% dari perjalanan pencarian mereka dimulai dengan fitur seperti Circle to Search atau pengalaman berbasis AI lainnya, bukan dengan mengetik di kotak pencarian.

Bagi para profesional SEO, ini berarti optimalisasi untuk pencarian gambar dan suara bukan lagi pilihan, melainkan sebuah keharusan.

Mengapa Konten Buatan Manusia Tetap Unggul

Dalam beberapa sesi, para pembicara berulang kali menekankan bahwa algoritma machine learning Google dilatih menggunakan konten yang dibuat oleh manusia untuk manusia. Model-model ini dirancang untuk memahami pola bahasa alami dan memberikan penghargaan pada tulisan yang otentik dan informatif.

Gary Illyes dari Google menjelaskan bahwa teks yang dihasilkan oleh AI menempati ruangnya sendiri di dalam indeks, dan sistem peringkat Google tidak dilatih pada bagian tersebut.

“Our algorithms train on the highest-quality content in the index, which is clearly human-created,” tegasnya.

Pesan dari pernyataan ini jelas: para pemilik situs harus terus fokus pada konten yang diteliti dengan baik dan menarik. Fundamental SEO seperti struktur yang jelas, kata kunci yang relevan, dan internal linking yang solid tetap vital.

Peran AI dalam Crawling dan Indexing

Dua sesi khusus menjelaskan bagaimana AI mulai menyentuh proses crawling dan indexing Google. Dijelaskan bahwa beberapa situs mungkin melihat peningkatan laju crawl karena Googlebot beradaptasi dengan fitur-fitur baru berbasis AI. Namun, laju crawl yang lebih tinggi tidak secara otomatis meningkatkan peringkat.

Crawl Budget Optimisation

Cherry Prommawin, seorang ahli dari Google, menjelaskan bahwa crawl budget dipengaruhi oleh server errors (kode 5XX), sedangkan kode 4XX tidak memengaruhinya secara langsung. “Jika situs Anda memiliki tautan rusak atau respons yang lambat, hal itu dapat memperlambat proses crawling secara keseluruhan,” katanya.

Memaksimalkan Google Search Console di Era Baru

Daniel Waisberg memimpin sesi tentang pemanfaatan Google Search Console secara efektif. Ia menggambarkan Search Console sebagai jembatan antara infrastruktur Google dan situs web. Beberapa poin penting yang disampaikannya termasuk latensi data yang final biasanya berumur dua hari dan fitur ‘Recommendations’ yang dirancang untuk pengguna non-ahli guna memberikan saran perbaikan yang dapat ditindaklanjuti. Memahami cara kerja Search Console dapat membantu mendiagnosis masalah crawl, melacak kinerja, dan mengidentifikasi peluang untuk fitur berbasis AI.

Follow Us

Klik untuk Ikuti kami di Google News

Bagikan Berita

Terkait

Terkini