BERAWANGENWS – Di desa Belayel, Aljazair, sebuah tradisi berusia ratusan tahun masih hidup dan terjaga: panen garam dari danau alami. Para petani di wilayah pegunungan Kabylie ini, dengan tekun mewariskan cara-cara tradisional dalam menghasilkan garam berkualitas tinggi, yang kemudian diperjualbelikan di pasar lokal.
Proses panen garam di Belayel dilakukan secara manual. Petani menggunakan garu logam untuk mengumpulkan kristal garam yang terbentuk setelah air danau menguap di bawah panas matahari musim panas. Lapisan garam putih berkilauan menjadi pemandangan umum di cekungan dataran tinggi ini.

Setelah dipanen, kristal garam dicuci dan dijemur untuk menghilangkan kotoran. Proses ini memastikan garam yang dihasilkan bersih dan siap untuk dipasarkan. Masyarakat setempat percaya, garam hasil panen tradisional ini memiliki manfaat lebih, tidak hanya untuk konsumsi sehari-hari, tetapi juga untuk kesehatan.
Garam Belayel dijual di pasar mingguan desa, bersama dengan produk lokal lainnya seperti buah ara, minyak zaitun, dan rempah-rempah pegunungan. Meski garam modern tersedia di toko-toko, garam tradisional Belayel tetap diminati. Harganya sekitar 90 dinar Aljazair (sekitar $0,70) per kilo. Kehadirannya menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan dan budaya masyarakat Belayel, Aljazair, seperti yang dilansir berawangnews.com.