Google secara resmi mengumumkan peluncuran Google Trends API dalam versi Alpha pada hari kedua penyelenggaraan Google Search Central Live APAC 2025. Dalam acara yang sama, para pakar Google seperti Cherry Prommawin dan Gary Illyes juga membagikan wawasan mendalam mengenai proses indexing, peran tautan (links), penggunaan gambar buatan kecerdasan buatan (AI), dan pentingnya konten utama bagi peringkat di hasil pencarian.
Proses Indexing Google Dibedah
Cherry Prommawin, seorang Search Advocate di Google, membuka sesi dengan menjelaskan bagaimana Google membedah (parse) HTML dan menyoroti tahapan kunci dalam proses indexing, yang meliputi:
- Parsing HTML.
- Rendering dan eksekusi JavaScript.
- Deduplikasi atau pengelompokan konten duplikat.
- Ekstraksi fitur seperti data terstruktur.
- Ekstraksi sinyal seperti PageRank.
Dalam proses ini, Google pertama-tama menormalkan HTML mentah menjadi DOM, mencari elemen header dan navigasi, serta menentukan bagian mana yang merupakan konten utama. Google juga mengekstrak elemen penting seperti rel=canonical, hreflang, tautan, dan tag meta-robots.
Peran Tautan dan Aturan Robot
Meskipun lanskap SEO terus berubah, peran tautan tetap fundamental. Cherry Prommawin menegaskan, “Tautan masih menjadi bagian penting dari internet dan digunakan untuk menemukan halaman baru, menentukan struktur situs, dan kami menggunakannya untuk peringkat.”
Sementara itu, Gary Illyes dari Google menjelaskan fungsi dari robots.txt dan tag meta-robots. Menurutnya, robots.txt mengontrol apa yang dapat diambil oleh crawler, sedangkan tag meta-robots mengatur bagaimana data yang sudah diambil tersebut digunakan lebih lanjut.
Konten Utama adalah Kunci Peringkat
Gary Illyes menekankan bahwa konten utama, sebagaimana didefinisikan dalam Pedoman Penilai Kualitas Google, adalah elemen paling krusial dalam crawling dan indexing. “Jika Anda ingin mendapat peringkat untuk hal-hal tertentu, letakkan kata-kata dan topik tersebut di tempat-tempat penting (di halaman),” ujarnya.

Ia memberikan contoh nyata di mana pemindahan referensi topik dari sidebar ke area konten utama berhasil meningkatkan visibilitas halaman secara terukur. Hal ini menegaskan bahwa fokus pada kualitas dan penempatan konten utama jauh lebih penting daripada manipulasi sinyal lainnya.
Penanganan Duplikasi dan Geotargeting
Cherry Prommawin menjelaskan bahwa proses deduplikasi berfokus pada tiga area: pengelompokan (clustering) melalui redirect dan rel=canonical, pemeriksaan konten dengan checksums, dan penanganan lokalisasi dengan hreflang.

Untuk geotargeting atau penargetan geografis, sinyal utama yang digunakan Google meliputi:
- Country-code top-level domain (ccTLD) seperti .id atau .sg.
- Anotasi Hreflang untuk menyatakan alternatif bahasa dan regional.
- Lokasi server yang dapat bertindak sebagai petunjuk geografis.
Data Terstruktur, Sinyal, dan E-E-A-T
Gary Illyes mengklarifikasi bahwa Schema markup atau data terstruktur membantu Google memahami hubungan antar entitas, namun tidak digunakan secara langsung sebagai bagian dari proses pemeringkatan. Menggunakan Schema secara berlebihan hanya akan menambah beban halaman tanpa manfaat peringkat tambahan.
Illyes juga mengonfirmasi bahwa Google masih menggunakan PageRank secara internal, meskipun bukan lagi algoritma persis seperti yang dijelaskan dalam white paper tahun 1996. Terkait E-E-A-T (Experience, Expertise, Authoritativeness, and Trustworthiness), ia menegaskan bahwa itu adalah sebuah prinsip penjelas, bukan sinyal yang dihitung oleh sistem.
Google Tak Peduli Gambar Buatan AI

Dalam sesi yang dibawakan oleh Ian Huang, dijelaskan bahwa Google tidak membedakan antara gambar yang dibuat oleh manusia atau AI. Selama gambar tersebut secara akurat dan efektif menyampaikan informasi atau cerita yang dimaksud, asal-usulnya tidak relevan.
Fokus utamanya adalah komunikasi yang efektif dengan audiens. Meskipun begitu, tinjauan singkat oleh manusia tetap disarankan untuk mengidentifikasi kesalahan fatal yang dapat merusak citra merek.
Pengumuman Rilis Google Trends API
Puncak acara hari kedua adalah pengumuman Google Trends API oleh Daniel Waisberg dan Hadas Jacobi. API baru ini akan menyediakan fitur-fitur utama sebagai berikut:
- Data minat pencarian yang diskalakan secara konsisten.
- Jendela data 5 tahun bergulir yang diperbarui hingga 48 jam terakhir.
- Agregasi waktu yang fleksibel (mingguan, bulanan, tahunan).
- Rincian data berdasarkan wilayah dan sub-wilayah.
Peluncuran API ini membuka peluang analisis tren secara terprogram dengan metrik yang andal dan dapat dibandingkan dari waktu ke waktu.
Baca juga: Search Central Live APAC 2025 Hari Pertama