Ekonomi Tiongkok Tersendat, Data Ungkap Fakta

Ekonomi Tiongkok Tersendat, Data Ungkap Fakta

BERAWANGNEWS – Pertumbuhan ekonomi Tiongkok melambat signifikan pada Agustus 2025, dipicu oleh kombinasi faktor seperti permintaan domestik yang lesu dan kampanye pemerintah terhadap kelebihan kapasitas industri yang menghambat laju produksi. Data resmi dari Biro Statistik Nasional China menunjukkan gambaran yang kurang menggembirakan.

Penjualan ritel, indikator penting konsumsi, hanya tumbuh 3,4% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Angka ini jauh di bawah ekspektasi para analis yang memperkirakan pertumbuhan 3,9%, berdasarkan survei Reuters. Bahkan, pertumbuhan ini melambat dibandingkan bulan Juli yang mencatatkan angka 3,7%.

Ekonomi Tiongkok Tersendat, Data Ungkap Fakta
Gambar Istimewa : akcdn.detik.net.id

Data dari LSEG, penyedia data dan infrastruktur pasar keuangan global, juga mengindikasikan perlambatan pada output industri. Pertumbuhan output industri melambat menjadi 5,2% pada Agustus, turun dari 5,7% pada Juli. Ini merupakan level terendah sejak Agustus 2024. Para ekonom sebelumnya memprediksi data ini akan stabil dari bulan sebelumnya.

Investasi aset tetap secara year-to-date (yoy) hanya mencatatkan pertumbuhan 0,5%, menunjukkan penurunan tajam dari ekspansi 1,6% pada periode Januari hingga Juli. Angka ini juga lebih rendah dari perkiraan ekonom yang memprediksi pertumbuhan 1,4%. Sektor properti menjadi sorotan, dengan investasi real estat yang terkontraksi hingga 12,9% dalam delapan bulan pertama tahun ini.

Yuhan Zhang, ekonom utama di The Conference Board’s China Center, menyoroti bahwa investasi aset tetap sebagian besar ditopang oleh perusahaan milik negara, sementara investasi dari sektor swasta mengalami kontraksi. Kondisi ini mengindikasikan adanya ketidakseimbangan dalam mesin pertumbuhan ekonomi Tiongkok.

Perlambatan ekonomi juga tercermin pada pasar tenaga kerja. Tingkat pengangguran perkotaan berbasis survei mencapai 5,3% pada Agustus, sedikit lebih tinggi dari 5,2% pada bulan sebelumnya. Biro statistik mengaitkan kenaikan ini dengan musim kelulusan, yang meningkatkan jumlah pencari kerja.

Badan Pusat Statistik China mengakui adanya tantangan yang dihadapi ekonomi negara. “Kita perlu menyadari bahwa terdapat banyak faktor yang tidak stabil dan tidak pasti di lingkungan eksternal, dan pembangunan ekonomi nasional masih menghadapi berbagai risiko dan tantangan,” demikian pernyataan resmi badan tersebut. Pemerintah berjanji untuk menerapkan kebijakan makro yang berfokus pada stabilitas lapangan kerja, bisnis, dan pasar, serta mendorong reformasi dan inovasi untuk memacu pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Follow Us

Klik untuk Ikuti kami di Google News

Bagikan Berita

Terkait

Terkini