BERAWANGENWS – Industri baja nasional terancam gempuran baja impor yang kian masif. Padahal, industri ini memiliki potensi besar sebagai tulang punggung pertumbuhan ekonomi nasional yang ditargetkan mencapai 6-8%.
Harry Warganegara, Direktur Eksekutif IISIA, menegaskan pentingnya industri baja bagi pembangunan nasional. “Industri baja menghasilkan produk vital bagi berbagai sektor. Kami berharap impor baja yang mengganggu segera dihentikan,” ujarnya, Jumat (12/9/2025).

Ketua Umum IZASI, Stephanus Koeswandi, menambahkan bahwa impor baja beberapa tahun terakhir sangat mengkhawatirkan. Volume impor baja mencapai 8,72 juta ton, jauh melampaui ekspor Indonesia yang hanya 5,96 juta ton.
Kondisi ini menyebabkan utilisasi kapasitas produksi domestik anjlok hingga di bawah 40%, terendah dalam beberapa tahun. Lonjakan impor baja konstruksi terfabrikasi (PEB) juga menembus 712 ribu ton di tahun 2024.
“Ini mengganggu stabilitas rantai pasok dan melemahkan daya saing industri baja dalam negeri,” tegas Stephanus. Ia mencontohkan Kanada yang menerapkan kuota impor transparan untuk melindungi industri bajanya.