Penulis: Yuli Harum Mayarli Sidabutar (180902052), Jurusan Kesejahteraan Sosial FISIP USU. Praktikum di suvervisori oleh Dra Berlianti M.SP
Kondisi pandemi yang berkepanjangan mengharuskan sekolah formal tatap muka di batasi dengan belajar online sehingga efektivitas para siswa dalam belajar sangat rendah. Atas dasar ini mahasiswa Fisip USU ingin memfasilitasi keterbatasan tersebut, sehubungan dengan kerja samanya mahasiswa Praktikum Fisip USU dengan Panti Asuhan Naungan Kasih Kemuliaan. Yuli Harum Mayarli Sidabutar (Yuli Sidabutar) Setelah melakukan observasi terlebih dahulu, memilih lokasi praktikum di Panti Asuhan Naungan Kasih Kemuliaan Medan, yang di Supervisori oleh dosen Prodi Kesejahteraan sosial yaitu Dra Berlianti M.SP.
Kegiatan PKL 2 ini berlangsung di mulai dari 07 september 2021 sampai 27 november 2021. Pada kegiatan awal PKL di Panti di mulai dengan perkenalan awal dengan adik-adik, dimana terdapat 13 anak asuh di panti Naungan Kasih Kemuliaan. Dua anak masih belum sekolah 6 menduduki sekolah dasar (SD), dan 5 menduduki tingkat sekolah menengah pertama (SMP). Kemudian di pertemuan selanjutnya membantu adik adik dalam mempelajari dan mengerjakan tugas sekolah yang di kirim melalui media sosial oleh guru-guru. Disini Yuli Sidabutar berusaha membantu anak anak panti belajar maksimal dengan membantu peran guru yang kurang maksimal ditengah tengah masa pandemi sekarang ini. Selain belajar, kegiatan lain yang dilakukan selama PKL di panti ialah menggambar, mewarnai, menari, dan senam.
Setelah kegiatan praktikum berjalan kurang lebih satu bulan belajar bersama dengan anak anak panti. Yuli Sidabutar melihat terdapat keterbatasan pada anak-anak panti dalam mengerjakan tugas matematika mereka, baik yang SD maupun yang SMP. Kondisi ini lah yang mendorong Yuli sidabutar ingin membantu mereka. sekiranya mereka dapat menyelesaikan tugas pembelajaran matematika mereka secara mandiri.
Melalui persetujuan pihak panti bapak Genius Nduru dengan diskusi terlebih dahulu, Yuli Sudabutar akan membuat mini project atas kendala dan masalah yang ada pada anak anak panti. Untuk itu perlu di adakan intervensi terlebih dahulu. Adapun tahapan intervensi komunitas yang di lakukan dalam mengidentifikasi masalah pada Mini project saya adalah tahapan intervensi komunitas pekerja sosial secara general (umum), yaitu sebagai berikut:
1. Tahap persiapan
Menurut penelitian Sunaringtyas, Asikin dan Junaedin (2017) tahap persiapan merupakan tahap dimana mahasiswa mempersiapkan diri untuk memecahkan masalah dengan cara mengumpulkan informasi yang relevan untuk menyelesaikan masalah. Dalam tahap persiapan ini terdapat dua persiapan yaitu
a. Persiapan Praktikan
Persiapan praktikan untuk pendekatan yang akan dipilih untuk melakukan kegiatan atau bisa dikatakan dengan pendekatan kepada anak anak panti guna memaksimalkan tujuan.
b. Persiapan Lapangan
Persiapan lapangan untuk melihat kondisi guna mendapatkan dukungan untuk melakukan perubahan untuk mencapai tujuan. Pada persiapan ini praktikan telah melakukan diskusi dengan anak-anak Panti dan bapak panti sehingga lanjut ke tahap selanjutnya.
2. Tahapan Assessment
Proses assessment adalah tahap mengidentifikasi masalah ( kebutuhan yang dirasakan = felt needs atau kebutuhan yang ekspresikan = expressed needs) masalah yang di alami oleh klien.
Pada tahap ini saya menggunakan metode delphi dimana metode ini menggunakan serangkaian kuesioner sebagai alat pengidentifikasian masalah ataupun kebutuhan. Berikut metode ringkasan dalam penerapan metode Delphi:
Definisi isu yang akan di bahas (isu yang di bahas ialah factor penghambat daya tangkap anak panti terhadap pembelajaran matematika).
Penentukan partisipan dalam penelitian atau pengidentifikasian masalah ( partisipan pada metode assesment ini ialah anak panti yang menduduki tingkat SMP).
Mengembangkan kuesioner pertama (anak panti mengisi formulir terkait kendala pemahaman dalam mengerjakan soal matematika).
Mengembangkan kuesioner kedua (mengkategorikan kendala dengan memberi nilai 1"kurang penting" dan 7 "sangat penting").
Mengembangkan kuesioner ketiga (menjumlahkan nilai kuesioner kedua dan ketiga sebagai penilaian akhir). Selanjutanya Analisis Akhir (melalui hasil nilai akhir maka di temukan penghambat pemahaman adik adik dalam pelajaran matematika karena kurangnya peran pengajar di dalam panti sehingga minat belajarnya menurun).
3. Tahap perencanaan dan 4. Tahap pemformulasian
Pada kedua tahap ini merupakan rangkaian yang berkesinambungan, di mana tahap perencanaan ialah tahap merencanakan program/kegiatan yang dilangsungkan melalui hasil Assessment dan tahap pemformulasian ialah tahapan penetapan program/kegiatan yang akan di laksanakan.
Dari hasil persiapan/pendekatan dan Assessment kemudian diskusikan dengan adik-adik panti untuk mengatasi kendala kekurangan maksimal peran guru dalam menjelaskan materi matematika, yang berakibat mereka tidak paham mereka tidak tau bertanya kepada siapa yang akhirnya membuat anak tidak melakukan apa apa yang akibatnya anak-anak panti tidak memiliki semangat belajar. Untuk itu, dalam perencanaan Yuli Sidabutar menggunakan teori motivasi. Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dan entusiasmenya dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik).
Edwin Locke mengemukakan bahwa dalam penetapan tujuan / program memiliki empat macam mekanisme motivasional yakni : (a) tujuan-tujuan mengarahkan perhatian; (b) tujuan-tujuan mengatur upaya; (c) tujuan-tujuan meningkatkan persistensi; dan (d) tujuan-tujuan menunjang strategi-strategi dan rencana-rencana kegiatan.
Adapun perencanaan kegiatan yang akan di laksanakan dalam mini project ini ialah Membentuk kelompok belajar yang Asik dan menyenangkan. Sehingga, belajar matematika mudah di pahami.
Mencari peran pengajar untuk anak panti serta menetapkan materi yang akan di laksanakan.
Memberikan/menyampaikan Motivasi guna meningkatkan semangat belajar anak anak panti.
Perencanaan di buat dengan tujuan meningkatkan minat belajar anak panti dan membangun kemandirian anak panti dalam mengerjakan tugas matematika. Dari hasil perencanaan di atas maka di formulasikan (menetapkan tahap pelaksanaan) kegiatan yang akan dilakukan sebagai berikut :
Melalui pembentukan kelompok belajar matematika. maka dalam pelaksanaan kegiatan akan dilaksanakan kurang lebih satu bulan, dimana peran pengajar akan di lakukan saya sendiri dengan penetapan materi matematika dasar yang mereka pelajari namun tidak mereka pahami sepenuhnya serta pemberian motivasi motivasi guna membangun semangat belajar. Maka di tetapkan kegiatan sebagai berikut:
Minggu pertama Belajar materi dasar Aljabar kelas SMP.
Minggu kedua belajar operasi bilangan bulat positif dan negative (penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian).
Minggu ketiga belajar tentang pembagian
Minggu ke empat belajar operasi pecahan ( cara cepat penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian)
kegiatan kuis sebelum atau sesudah belajar bersama
kegiatan penjelasan di luar ruangan (di lapangan)
kegiatan cerdas cermat. dll
5. Tahapan pelaksanaan (implementasi)
Tahap implementasi adalah tahap dalam pelaksanaan program yang merupakan rangkaian kegiatan proses pertolongan dalam pekerjaan sosial. Setelah assesmen dan perencanaan disusun selanjutnya saya melakukan pelaksanaan (pada semua anak panti) kegiatan dengan berikut :
Telah terlaksana Belajar materi dasar Aljabar kelas SMP selama 4 hari dalam seminggu dimana kegiatan belajar 3 hari dan latihan 1 hari dengan hasil satu dari 5 kelas SMP nilai 90, 2 mendapat nilai 75 dan dua lagi 70. Dari nilai yang di peroleh dari yang tidak tahu menjadi tahu. Maka kegiatan di katakan berhasil. Kemudian, minggu kedua belajar operasi bilangan bulat positif dan negative kegiatan dilaksankan bersama semua anak panti tidak hanya kelas SMP. (penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian) dengan pertemuan 4 hari dalam seminggu hari pertama dan kedua belajar penjumlahan dan pengurangan di akhir pelaksanaan kuis hasil tidak memuaskan, kemudian di hari ke tiga belajar di luar rumah dengan melaksanakan pembelajaran dengan praktik agar mudah di pahami. Kemudian dilaksanakan kuis nilai mencapai hasil maksimal rata rata 85 dengan nilai tertinggi 100.
Minggu ketiga belajar tentang pembagian dapat di selesaikan dalam 1 hari dan anak panti dapat memahami dengan cepat, kemudian mengisi 3 hari kosong dalam pembelajaran minggu ketiga. Maka di lanjut materi pembagian dan perkalian bilangan bulat positif dan negative selama 2 hari, kemudian hari ke empat melaksanakan kuis dengan hasil memuaskan rata rata 90. Minggu ke empat belajar operasi pecahan ( cara cepat penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian)
Dalam minggu 4 terjadi 4 pertemuan, hari pertama di mulai dengan perlombaan cerdas cermat yang membuat proses belajar semakin seru dan menyenangkan dan anak-anak panti sangat antusias dan semangat. Hari kedua belajar cepat penjumlahan dan pengurangan pecahan, dengan latihan soal dan dikerjakan maju kedepan. Hari ketiga belajar perkalian dan hari keempat belajar pembagian dengan kontek yang sama setiap selesai belajar materi di beri soal latihan dan dikerjakan bergantian kedepan. Hasil pembelajaran pecahan mencapai keberhasilan yang paling maksimal dari materi lainnya. Minggu selanjutnya mengadakan evalusi dengan ujian materi yang sudah dipelajari bersama.
6. Tahap evaluasi
Tahap evaluasi merupakan tahap pengawasan terhadap program atau kegiatan yang di laksanakan apakah dapat mencapai tujuan. Adapun indikator evaluasi yang di gunakan ialah indikator dampak dan indikator efisiensi dimana indikator tersebut merupakan indikator evaluasi suatu kegiatan atau program menurut feurstien (1990) (Isbandi Rukminto Adi (2012 :186-187).
Maka dari hasil pelaksanaan di evaluasi terlihat bahwa perencaan terlaksana dengan hasil yang baik walaupun saat pelaksanaan sempat terdapat kendala tetapi tetap berhasil dan berjalan sesuai waktu. Dari hasil pelaksanaan anak anak panti sudah mulai bisa mengerjakan soal dengan sendiri, jadi dapat di tarik kesimpulan bahwa program belajar matematika telah memberikan dampak lebih mandiri dalam mengerjakan soal matematika.
Jadi hasil evaluasi melalui indicator yang di tetapkan, kegiatan ini dikatakan efisien karena terlaksana dengan secara tepat guna.
7. Tahap Terminasi
Tahap terminasi adalah tahap pengakhiran atau pemutusan hubungan formal antara pekerja sosial dengan klien. Pada tahap ini, sebagai pemutusan hubungan formal, saya menyampaikan sepatah dua kata, dan demikian dengan bapak pengurus panti menyampaikan sepatah dua kata. Di akhiri dengan bernyanyi bersama sebagai tanda suka cita atas kerja sama yang talah terjalin. Semua kegiatan ini di lakukan di Rumah Pintar dan semua berjalan dengan baik dan atas persetujuan pihak Panti.
Saya berterimakasih pada Tuhan yang memampukan praktikan melewati semua proses PKL 2, terimakasih kepada bapak panti yang telah menerima dan membimbing saya selama PKL 2, terima kasih juga kepada anak-anak panti mau menerima saya sebagai rekan belajarnya. Terimakasih juga dosen pengampu bapak Fajar Utama Ritonga mata kuliah PKl 2 ini dan ibu supervisor sekolah serta kepada seluruh pihak yang ikut terlibat dalam proses PKL 2 dan mini projek praktikan ini.