BerawangNews.com, Redelong - Terkait viral petani dan pedagang di Bener Meriah beramai-ramai membuang tomat karena harga anjlok dan kurang permintaan pasar beberapa hari yang lalu.
Mendapat tanggapan dari berbagai kalangan, salah satunya Aktivis Gayo, Yudi Gayo yang mengaku kecewa dengan Pemerintah Aceh terkait persoalan ini.
Menurut Yudi, seharusnya hal ini tidak akan terjadi jika Pemerintah Aceh sigap dan berpikir jernih terhadap kemajuan petani di Aceh.
“Persoalan ini setiap tahunnya selalu muncul dan tidak pernah ada solusi yang konkrit dari Pemerintah Aceh,” kata Yudi kepada Media, minggu (08/08/2021).
Kata Yudi lagi, Aceh memiliki beberapa titik penghasil komoditi cabai dan tomat, seperti di Kabupaten Pidie, Aceh Tengah, Bener Meriah dan Aceh Utara.
Maka dari itu sebutnya, Pemerintah Aceh melalui Badan Usaha Milik Aceh (BUMA) sudah saatnya membangun pabrik pembuat saus di Aceh.
“Terkait hal ini, tinggal dicarikan regulasi antara Pemerintah Aceh dan DPRA agar pabrik saus milik Aceh bisa berdiri untuk mensejahterakan petani di Aceh,” jelasnya.
Disebutkan, sesuai dengan Qanun Aceh, Pemerintah Aceh bisa menyertakan modal untuk Badan Usaha Milik Aceh (BUMA).
Mahasiswa Universitas Malikussaleh ini mengungkapkan, dengan adanya pabrik saus di Aceh, maka sangat membantu petani tomat dan cabai dalam penjualan hasil panen mereka.
“Dengan demikian, nantinya petani tomat dan cabai di Aceh tidak lagi dihantui ketakutan akibat harga anjlok maupun tak ada pembeli,” pintanya.
Ia menambahkan, Aceh memiliki dana otonomi khusus (Otsus) yang lumayan besar, maka sangat aneh kalau pemerintah tidak sanggup membangun pabrik saus di Aceh.
Hal ini guna menunjang pertumbuhan ekonomi masyarakat dan membuka lapangan pekerjaan bagi putra/putri Aceh, serta meningkatkan Pendapatan Asli Aceh (PAA).
“Aceh sendiri telah mendapatkan dana Otsus sekian lama dan jika pun berakhir itu akan berakhir tahun 2027, maka kesempatan itu masih terbuka lebar,” pintanya.
Terangnya, kalau pabrik saus bisa berdiri di Aceh, maka hasil produksi juga akan dinikmati oleh masyarakat kita sendiri.
“Target pasar terhadap pemasaran saus di Aceh sangat besar, baik untuk pedagang maupun juga dikonsumsi di kalangan keluarga,” ujarnya.
“Sekarang kembali kepada Pemerintah Aceh itu sendiri, apakah mau membangun perekonomian masyarakat yang saat ini sedang sulit dalam ekonomi akibat dampak pandemi COVID-19,” jelasnya lagi.
Menurutnya, program membangun pabrik saus ini merupakan program jangka panjang dan nantinya sangat membantu pemulihan ekonomi masyarakat petani.
“Jika pun impian dan harapan masyarakat ini bisa terwujud ini adalah prospek yang sangat baik untuk jangka panjang masyarakat Aceh,” tutupnya.
Sementara itu seperti berita sebelumnya, terkait persoalan viralnya petani dan pedagang buang tomat di Bener Meriah.
Gubernur Aceh, Nova Iriansyah langsung memerintahkan dinas terkait untuk turun ke Bener Meriah.
Kedua dinas yang turun langsung ke Bener Meriah pada saat itu diantaranya, Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh, dan Dinas Pangan Aceh.
Kedatangan mereka dalam rangka mencari solusi jangka pendek maupun jangka panjang terkait persoalan anjloknya harga tomat.
Dalam pertemuan dengan pedagang dan petani di Bener Meriah, kedua dinas tersebut menyampaikan beberapa solusi terkait persoalan ini.
Seperti, solusi jangka pendek, hari itu juga mereka mensubsidi ongkos angkut tomat dari Bener Meriah untuk dibawa ke Kabupaten/Kota dalam Provinsi Aceh maupun di luar provinsi Aceh.
Kemudian, solusi jangka panjang yang pertama dengan mengatur pola tanam hortikultura bagi petani di wilayah itu agar tidak over produksi maupun kekurangan produksi.
Selanjutnya, wacana membangun cold storage (gudang penyimpanan dingin) dan wacana mengundang investor perusahaan pabrik saus ke Aceh.
Terkait wacana ini, mereka mengungkapkan masih perlu kajian mendalam agar bermanfaat bagi petani dan pedagang.
Oleh Karena itu Aktivis Gayo Ini mendesak Gubernur Aceh dan Pemerintah Aceh Agar Membangun Pabrik Saos dalam Naungan Badan Usaha Milik Aceh (BUMA), dengan ketentuan regulasi yang konkrit dan baik, semua itu demi kemajuan aceh ini sendiri dan kemakmuran masyarakat petani.
(JB)