Notification

×

iklan dekstop

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Mantap! Mahasiswa Fisip USU Melakukan Kegiatan Belajar Bahasa Inggris di Rumah Pintar Dolok Marsait Membangun, Desa Batu manumpak, Kecamatan Pangaribuan, Tapanuli Utara, Sumatera Utara

Minggu, 13 Juni 2021 | Juni 13, 2021 WIB Last Updated 2021-06-13T10:07:11Z


Penulis: Yuli Harum Mayarli Sidabutar Jurusan Kesejahteraan Sosial FISIP USU, praktikum di suvervisori oleh bapak Agus Suryadi, S.sos M.si

Sehubungan dengan kerja samanya mahasiswa Praktikum Fisip USU dengan Rumah Pintar yang didirikan oleh Yayasan Dolok Marsait Membangun, kegiatan tersebut berlangsung selama kurang lebih 3 bulan. Pembelajaran di Rumah Pintar Batu Manumpak ini di dasari oleh kurangnya fasilitas belajar selain pendidikan formal yang ada di desa ini, sementara keinginan anak-anak desa Batu Manumpak sudah mulai meningkat. Di sisi lain kondisi pandemi yang terus merebak mengharuskan sekolah formal tatap muka di batasi dengan belajar online sehingga beberapa sekolah ditutup. Atas dasar ini mahasiswa Fisip USU ingin memfasilitasi keterbatasan tersebut.

Berangkat dari hal tersebut, Yuli Harum Mayarli Sidabutar merupakan salah satu mahasiswa Jurusan Kesejahteraan Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara, memilih lokasi praktikum di Rumah Pintar Yayasan Dolok Marsait Membangun desa Batu Manumpak, Kecamatan Pangaribuan, Kabupaten Tapanuli Utara, SUMUT, yang di Supervisori oleh dosen Prodi Kesejahteraan sosial yaitu Agus Suryadi S.Sos M.Si. Setelah melakukan observasi, kegiatan PKL 1 ini berlangsung di mulai dari 13 maret 2021 sampai 4 juni 2021. Pada kegiatan awal PKL di Rumah Pintar ini di mulai dengan perkenalan awal dengan adik-adik yang datang untuk belajar ke Rumah Pintar Dolok Marsait. Kemudian di pertemuan selanjutnya melakukan sosialisasi kepada anak anak yang ada di desa Batu Manumpak untuk pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, kemudian juga mengadakan lomba menggambar dan mewarnai.

Melihat keterbatasan fasilitas di Rumah Pintar Dolok Marsait dan kondisi adik-adik yang belum mengenal bahasa inggris, mendorong saya ingin mengenalkan Bahasa inggris kepada anak-anak yang ada di desa Batu Manumpak dengan belajar Bahasa ingris. Pada proses pembelajaran bahasa inggris di mulai akhir bulan maret dengan sistem pembagian kelas di bagi 3 kelompok yaitu kelas 1 dan 2, kelas3 dan 4, serta kelas 5 dan 6, yang masuk pada hari senin dan hari jumat. Hal itu di karenakan untuk memaksimalkan waktu adik-adik dalam mengikuti belajar bahasa inggris karena masih ada jadwal adik adik untuk belajar mata pelajaran lainya yang di fasilitasi oleh Rumah Pintar Dolok Marsait membangun. Untuk kegiatan belajar bahasa inggris ini harus terhenti di pertengahan bulan Mei di karenakan adanya kebijakan pemerintah setempat untuk mengadakan lock down dan membatasi interaksi diluar rumah guna mengurangi penyebaran covid 19. Selain kegiatan mengajar bahasa inggris, kegiatan yang saya lakukan di Rumah Pintar ialah mendampingi anak-anak yang datang untuk membaca ke Rumah Pintar, Menyusun dan mendata buku yang dipinjam baik yang di sumbangkan ke Rumah Pintar. Rumah Pintar Dolok Marsait Membangun mebuka Sumbangan donasi buku.

Pada pelaksanaan PKL 1 ini, mahasiswa di harapkan memiliki 1 klien dan mampu menjadi Agen Of Change dalam penyelesaian masalah individu klien. Dengan demikian saya memiliki mini project pada seorang anak yang kurang percaya diri dan kesulitan dalam belajar berhitung sehingga anak mengalami motivasi belajar yang rendah. Klien saya bernama Jen berusia 9 tahun yang duduk di kelas 3 SD. Dalam penanganan klien ini, saya menggunakan Tahapan Casework Secara Umum, diantaanya: Adapun ialah

1. Tahap Asessmen

Tahap asesmen adalah tahap penggalian informasi tentang masalah yang di alami oleh klien. Pada tahap ini saya menggunakan teknik wawancara dan tools asesment yaitu pohon masalah. Adapun masalah yang di alami klien adalah klien kurang percaya diri dan kurang memilik daya tangkap yang baik. Setelah mendapatkan permasalahannya, saya menggambarkan pohon permasalahan agar ia mengerti apa penyebab permasalahannya yaitu kurangnya motivasi dari keluarga, lingkungan dan pola pertemanan yang kurang baik.

2. Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan adalah tahap dalam pemilihan strategi, teknik dan metode yang didasarkan pada proses assesmen masalah. Perencanaan dilakukan untuk mempermudah dalam mencapai tujuan yaitu agar jen lebih percaya diri dan giat untuk memiliki minat untuk belajar.

Adapun program yang ingin dilakukan ialah, Membuat kegiatan belajar bersama kemudian Mengubah suasana belajar agar aktif dan menyenangkan dengan pelajarannya di ganti dengan menyanyikan lagu lagu nasional atau mewarnai dan menggambar kemudian kembali lagi kefokus pembelajaran awal. Pada akhir pertemuan Membuat daftar hapalan tiap pertemuan seperti hari pertama menghapal perkalian satu, kemudian besok menghapal warna dalam bahasa inggris, kemudian Membuat kegiatan belajar dengan melalui media youtube seperti melihat cara cepat memahami perkalian, belajar bahasa ingris melalui pembelajaran youtube, bahkan mempelajari pulau dan kota-kota besar di Indonesia. Selain dari youtube ada juga belajar teka-teki silang tentang nama- nama hewan yang ada di dunia. Tidak lupa juga di dalam setiap pertemuan melakukan sharing mengenai kegiatan sehari-hari, berbagi cerita atau kisah serta memberi motivasi kepada jen.

3. Tahap Intervensi

Tahap intervensi adalah tahap dalam pelaksanaan program yang merupakan rangkaian kegiatan proses pertolongan dalam pekerjaan sosial. Setelah assesmen dan perencanaan disusun selanjutnya saya melakukan intervensi sosial pada level mikro. Pada hari berikutnya, tahap intrvensi pun dimulai dengan kegiatan belajar bersama. Kegiatan belajar besama kali ini saya memutuskan untuk belajar berhitung dengan jen dalam proses belajar ia kelihatan belum mengerti tentang perhitungan terkhusus dalam perkalian. Sehingga kami melihat pembelajaran perkalian di media youtube.

Pertemuan selanjutnya memberikan pengetahuan dalam berhitung dan pemberian tugas sederhana, hal ini ditujukan agar bisa mengetahui perkembangannya. Setelah itu ia merasa ada perkembangan dan semakin senang dan minat untuk berhitung. Selain memberi tugas, agar kegiatan belajar lebih seru dan menyenangkan dengan menggunakan media youtube, kemudian seperti melakukan kuis atau teka-teki silang, membaca cerita, dan juga menggambar serta mewarnai.

4. Hasil / Dampak Mini Project

Pada hasil dari setiap perencanaan dan intervensi yang di lakukan memberikan perubahan yang lebih baik kepada jen, Jen yang sulit untuk memahami dan menghapal perkalian sekarang ada perubahan, perubahan yang dialaminya yaitu sudah bisa berhitung dalam perkalian 1-10 walaupun belum cepat. Tingkat kepercayaan dirinya sudah semakin meningkat, semakin senang dalam melakukan kegiatan belajar dan mulai fokus serta bisa memahami materi pembelajaran yang diberikan. Bahkan yang dulunya di minta untuk bernyanyi dan menari tidak mau, sekarang sudah mau dan percaya diri. Dan pada tahapan perencanaan yang saya lakukan menemukan minat dan bakat yang dimiliki jen yaitu menggambar dan mewarnai.

5. Tahap Terminasi

Tahap terminasi adalah tahap pengakhiran atau pemutusan hubungan antara pekerja sosial dengan klien. Pada tahap ini, kami mengadakan pendakian bukit Dolok Marsait sebagai bentuk perjalan dan pengenalan kampong di desa dolok marsait berhubung saya bukan warga desa ini, perjalanan ini dilakukan guna semakin melihat kemampuan jen sekaligus mengevaluasi dari perkembangan atas kemandirian, tanggung jawab dan kepercayaan diri jen. Di akhir pertemuan saya membuat hadiah pensil warna sebagai apresiasi dan dukungan terhadap minat yang jen miliki.

Semua kegiatan ini di lakukan di Rumah Pintar. Dan diapresiasi oleh ibu yang mendampingi saya selama PKL Dirumah pintar, selaku guru yang mengajar anak-anak yang datang ke Rumah Pintar, begitu juga dengan nenek jen yang berterimah kasih atas kehadiran saya dalam membantu peningkatan kepercayaan diri serta minat belajar jen.